Rabu, 02 November 2011

PERILAKU ORGANISASI

Perilaku Organisasi
Manusia sebagai mahluk sosial senantiasa berinteraksi dengan sesamanya. Organisasi merupakan salah satu perwujudan dari kebutuhan manusia untuk berinterksi. Manusia tetarik dengan orang lain sehingga terjalin hubungan kerja dalam suatu kelompok yang mempunnyai dasar-dasar tertentu. Dasar-dasar tersebut merupakan suatu daya tarik bagi pembentukan suatu organisasi. Daya tarik tersebut adakalanya karena adanya kesempatan untuk berinteraksi, kesamaan status yang dipunyai masing-masing orang, kesamaan latar belakang, maupun kesamaan sikap. Beberapa kesamaan daya tarik tersebut menjadi alasan seseorang untuk berinterksi dengan orang lain.
Perilaku manusia merupakan suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Ini berarti seorang individu dengan lingkungannya saling mempengaruhi dan dapat menentukan perilaku dari keduanya. Sebagai gambaran, misalnya: seorang mahasiswa yang sedang belajar di suatu perguruan tinggi, seorang karyawan sebuah bank yang melayani penabung, seorang supir taksi yang sedang mengantarkan penumpang atau seorang pedagang yang sedang menawarkan dagangannya. Mereka semuanya akan memiliki perilaku yang berbeda satu sama lain, dan perilakunya ditentukan oleh masing-masing lingkungan tempat dimana mereka berada.
PENGERTIAN ORGANISASI
Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dapat dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan (Stephen P. Robbins). Perkataan dikoordinasikan dengan sadar mengandung pengertian manajeman. Kesatuan sosial berarti unit itu terdiri atas orang atau kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain. Pola interksi yang diikuti orang didalam sebuah organisasi tidak begitu saja timbul, melainkan telah dipikirkan lebih dahulu. Oleh karena itu pola interaksi anggotanya harus diseimbangankan dan diselaraskan untuk meminimalkan keberlebihan (redundancy) namun juga memastikan bahwa tugas-tugas yang keritis telah di selesaikan. Orang-orang di dalam sebuh organisasi mempunyai suatu kererikatan yang tetus menerus, artinya bahwa setiap orang atau anggota organisasi memiliki pertisipasi yang aktif dan teratur. Organisasi juga memiliki suatu tujuan. Tujuan tersebut biasanya tidak dapat dicapai oleh individu-individu yang bekerja sendiri, atau jika mungkin hal tersebut dicapai secara efisien melalui usaha kelompok. Tidak perlu semua anggota mendukung tujuan organisasi secara penuh namun definisi di atas menyatakan adanya kesepakatan umum mengenai misi organisasi.
PERILAKU ORGANISASI
Perilaku organisasi mengambil pandangan mikro yaitu memfokuskan diri kepada perilaku didalam organisasi dan kepada seperangkat prestasi dan variabel mengenai sikap yang sempit dari para anggotanya. Perilaku manusia yang berada dalam suatu organisasi adalah awal dari perilaku organisasi itu. Perilaku organisasi pada hakekatnya adalah hasil-hasil interaksi antara individu-individu dalam organisasinya. Hal ini didasarkan pada ilmu perilaku itu sendiri yang dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam suatu organisasi
Perspektif Sistem (pandangan penting mengenai cara kerja sebuah organisasi)
Definisi sistem
Sistem adalah kumpulan dari bagian – bagian yang saling berhubungan dan saling bergantung yang diatur sedemikian rupa sehinga menghasilkan sebuah kesatuan (Stephen P. Robbins).
1. Sistem terbuka
Mengakui interaksi yang dinamis dari system tersebut dengan lingkungannya
Karakteristik sebuah system terbuka
a.    Kepekaan terhadap lingkungan yaitu pengakuan mengenai adanya saling ketergantungan diantara system dan lingkungannya
b.    Umpan balik. System terbuka secara terus menerus menerima informasi dari lingkungannya hal ini bertujuan untuk menyesuaikan dan memberi kesempatan kepada system untuk melakukan tindakan korektif agar dapat memperbaiki penjimpangan dari arah yang telah ditentukan
c.    Cyclical character, sistem terbuka merupakan kegiatan yang berputar.
d.    Negative entropy. Artinya sistem dapat memperbaiki diri sendiri, mempertahankan struktur, menghindari kematian bahkan dapat tumbuh karma mempunyai kemampuan untuk memasukkan sebih banyak energi yang etlah dikeluarkan
e.    Sready state. Artinya dapat menahan entropy(kemungkinan menjadi hancur atau menghilang) agar dapat memelihara keajegan dalam pertukaran energi sehingga mengasilkan suatu keadaan yang relative stabil.
f.    Memiliki geraka kearah pertumbuhan dan ekspansi.
g.    Adanya keseimbangan antara mempertahankan dan menyesuaikan aktifitas
h.    Equifinality. Konsep ini berargumentasi bahwa terdapat beberapa cara untuk mencapai tujuan konsep ini menyatakan bahwa sebuah system dapat mencapai tujuan yag sama dari kondisi awal yang berbeda- beda dan melalui bermacam cara.
Teori Organisasi
1. Teori Klasik .
Mengembangkan prinsip atau model universal yang dapat digunakan pada semua keadaan. Cara pandang klasik dinamakan pula cara pandang tradisional atau cara pandang birokrasi. Cara pandang ini berlandaskan pada penelitian dan percobaan yang kemudian disusun dalam berbagai asas organisasi. Ada sebelas macam asas organisasi diantaranya
a.    Asas pertama yaitu, perumusan tujuan yang jelas berarti kebutuhan manusia baik jesmani maupun rohani yang ingin dicapai dalam organisasi benar-benar jelas sehinga memudahkan penentuan haluan organisasi, bentuk organisasi, aktifitas yang akan dilakukan dan penentuan jumlah pejabat.
b.    Asas kedua yaitu, departemenisasi, merupakan pembentukan satuan –satuan organisasi yang akan diserahi beban kerja tertentu
c.    Asas ketiga adalah pembagian kerja yaitu rincian serta pengelompokan aktifitas yang erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh satuan organisasi tertentu.
d.    Asas keempat adalah koordinasi yaitu adanya keselarasan aktifitas antara satuan atau keselarasan tugas antara pejabat.
e.    Asas kelima adalah pelimpahan wewenang yaitu penyerahan sebagian hak untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas dan tangung jawab dapat dilaksanakan dengan baik dari pejabat yang satu kepada pejabat yang lain.
f.    Asas keenam adalah rentangan kontrol yaitu jumlah terbanyak bawahan langsung yang dapat dipimpin dengan baik oleh seorang atasan tertentu.
g.    Asas ketujuh adalah jenjang organisasi, yaitu tingkat-tingkat satuan organisasi yang disusun menurut kedudukannya dari atas kebawah dalam fungsi tertentu.
h.    Asas kedelapan adalah kesatuan perintah yaitu tiap-tiap pejabat hendaknya hanya dapat diperintah dan bertangung jawab kepada seorang atasan tertentu.
i.     Asas kesembilan adalah fleksibilitas yaitu kemudahan untuk menyesuaikan diri (organisasi) dengan perubahan-perubahan yang terjadi tanpa mengangu kelancaran aktifitas yang sedang berjalan.
j.     Asas kesepuluh adalah berkelangsungan yaitu tiap-tiap satuan organosasi harus memiliki sarana-sarana tertentu agar dapat melakukan aktifitas operasinya secara terus menerus.
k.    Asas kesebelas adaalah keseimbangan, yaitu setiap satuan organisasi harus diletakkan pada struktur organisasi sesuai dengan peranannya.
Tokoh dalam teori ini adalah Max Weber yang mengemukakan tentang sebuah model struktural yang dikatakan dapat digunakan sebagai alat yang efisien bagi organisasi. Ia menyebut struktur ideal ini sebagai birokrasi yang dicorakan dengan adanya penbagian kerja, prosedur yang formal, peraturan yang rinci, hirarki wewenang yang jelas serta hubungan yang tidak didasarkan atas hubungan pribadi.
2. Teori hubungan antara manusia .
Memandang organisasi sebagai sesuatu yang terdiri atas tugas-tugas maupun manusia. Cara pandang ini dinamakan pula cara pandang perilaku, cara padang perilaku antara pribadi, atau cara pandang manusiawi. Teori ini memandang bahwa organisasi terdiri atas tugas-tugas dan manusia yang harus dipertahankan pada suatu tingkat keseimbangan. Perhatian yang hanya ditujukan kepada pekerjaan atau kepada kebutuhan orang yang melaksanakan tugas tersebut akan mengurangi optimalisasi system.
3. Teori struktural atau konflik
Teori ini memandang organisasi sebagai sebuah faktor penting yang mempengaruhi sistem keputusan.

4. Teori pembuatan keputusan
Tokoh yang menjadi pelopor cara pandang ini adalah Herbert A. Simon yang berpendapat bahwa para pejabat dalam organisasi bukanlah peralatan mekanis, dan proses pemecahan masalah manusia dan mekanisme penbuatan keputusan merupakan pokok perilaku organisasi. Berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan tergantung dari akibat berbagai keputusan yang dibuat oleh para manejer baik tingkat puncak, menengah, maupun tingkat bawah. Herbert A, Simon berpendapat bahwa proses pembuatan keputusan melalui empat tahap, yaitu
a. Proses pembuatan keputusan dengan cara meneliti lingkungan yang memerlukan keputusan
b. Menemukan, mengembangkan dan menganalisis kemungkinan arah tindakan.
c. Memilih arah tindakan tertentu dari arternatif yang ada.
d. Menilai sesudah memilih atau menentukan keputusan.
PENGERTIAN PERILAKU ORGANISASI
Perilaku organisasi (organization behavior) adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu, meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia serta aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi. Aspek-aspek lain yang perlu diperhatikan menurut Duncan adalah:
a. Studi perilaku organisasi termasuk di dalamnya bagian-bagian yang relevan dari semua ilmu tingkah laku yang berusaha menjelaskan tindakan-tindakan manusia di dalam organisasi.
b. Perilaku organisasi sebagaimana suatu disiplin mengenal bahwa individu dipengaruhi oleh bagaimana pekerjaan diatur dan siapa yang bertanggung jawab untuk pelaksanaannya. Oleh karenanya ilmu ini memperhitungkan pula pengaruh struktur organisasi terhadap perilaku individu.
c. Walau dikenal adanya keunikan dalam individu, namun perilaku organisasi masih memusatkan pada kebutuhan manajer untuk menjamin bahwa keseluruhan tugas pekerjaan bisa dijalankan. Sehigga kesimpulannya ilmu ini mengusulkan beberapa cara agar usaha-usaha individu itu bias terkoordinir dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Menurut Joe Kelly, guru besar manajeman di Sir George Williams University perilaku organisasi dirumuskan sebagai suatu system studi dari sifat organisasi seperti misalnya: bagaimana organisasi dimulai, tumbuh dan berkembang dan bagaimana pengaruhnya terhadap anggota-anggota sebagai individu, kelompok pemilih, organisasi-organisasi lainnya dan institusi-institusi besar.
PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI
Perilaku seseorang itu ditentukan oleh banyak faktor. Adakalanya perilaku seseorang dipengaruhi oleh kemampuannya, ada pula karena kebutuhannya dan ada juga yang dipengaruhi oleh pengharapan dari lingkungannya. Organisasi sebenarnya bisa mempengaruhi perilaku sesorang dengan cara mengubah faktor-faktor penentu (afektif, kognitif dan konatif) dari perilaku individu.

PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI
Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap hari manusia akan terlibat dalam aktifitas kelompok demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Pada umumnya manusia yang menjadi anggota suatu organisasi besar atau kecil memiliki kecenderungan yang kuat untuk mencari keakraban dlam kelompok-kelompok tertentu. Dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa dan adanya kesamaan kesenangan bersama maka timbullah kedekatan satu sama lain sehiungga mereka membentuk suatu kelompok.
Teori-teori pembentukan kelompok
1. Teori propinquity atau teori kedekatan
Teori ini mengemukakan bahwa kedekatan seseorang dipengaruhi oleh adanya kedekatan ruang dan daerahnya. Sebagai contoh seorang mahasiswa yang duduk berdekatan dengan mahasiswa lain dikelas akan lebih mudah membentuk suatu kelompok dibandingkan dengan mahasiswa lain yang duduknya berjauhan.
2. Teori George Homans
Teori ini berdasarkan pada aktifitas0aktifitas, artinya sesorang berhubungan dengan orang lain dipengaruhi oleh semakin banyaknya aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh orang tersebut dengan orang lain. Semakin banyak berinteraksi semakin kuat tumbuhnya keinginan untuk membentuk kelompok diantara mereka.
3. Teori keseimbangan
Teori ini dikembangkan oleh Theodore Newcomb, teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik kepada orang lain didasarkan atas kesamaan sikap di dalam menanggapi sesuatu hal.
4. Teori pertukaran
Teori ini didasarkan atas interaksi dan susunan hadiah-biaya-dan hasil. Suatu tingkat positif yang minim yakni hadiah lebih besar dari biaya kan memberikan suatu daya tarik yang mendorong timbulnya kebutuhan untuk membentuk kelompok
5. Teori practicalities
Contoh dari teori ini adalah karyawan suatu organisasi yang mengelompok disebabkan karena alas an ekonomi, keamanan, atau alas an-alasan sosial.

Bentuk-bentuk kelompok:
1. Kelompok Primer (Primary group)
Yaitu beberapa orang yang sering berkomunikasi satu sama lain melampaui rentang kendali waktu, sehingga setip orang mampu untuk berkomunikasi secara langsung, bertatap muka dengan yang lainnya tanpa perantara (Homans). Kelompok ini sering disebut kelompok kecil (small group).
2. Kelompok Formal dan Informal
Kelompok formal yaitu suatu kelompok yang sengaja dibentuk untuk melaksanakan suatu tugas tertentu. Sedangkan kelompok informal adalah suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang.
3. Kelompok Terbuka dan Tertutup
Kelompok terbuka adalah suatu kelompok yang secara ajeg atau tetap mempunyai rasa tanggap akan perubahan dan pembaruan. Kelompok tertutup adalah kelompok yang kecil kemungkinannya menerima perubahan dan pembaruan, atau mempunyai kecenderungan menjaga kesetabilan.
4. Kelompok Referens
Kelompok yang dimana seseorang melakukan referensi atasnya., merupakan kelompok yang dipergunakan sebagai suatu ukuran atau sebagai sumber dari nilai dan sikap pribadinya.


5.  Kepemimpinan dan kekuasaan
Kepemimpinan adalah suatru aktifitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Gaya kepemimpin adalah suatu cara yang dipergunakan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain.
Daftar pustaka
Robbins, Stephen P. 1995. Teori Organisasi Struktur, Desain dan Aplikasi. Arcan Jakarta
Thoha Miftah. 1998. Perilaku Organosasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. RajaGrafindo Persada. Jakarta
Sutarto. 1992. Dasar-dasar Organisasi. Gajah Mada University Press. Jogyakarta.

Jumat, 14 Oktober 2011

Do'a Dikala Ragu Akan Dirinya …. 


Bagi yang sedang bimbang oleh sang kekasih, nih ada do'a yang bagus untuk diamalkan. Selamat Mengamalkan ya....:)

Ya Allah...
Seandainya telah Engkau catatkan
dia akan mejadi teman menapaki hidup
Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami
Agar kemesraan itu abadi
Dan ya Allah... ya Tuhanku yang Maha Mengasihi
Seiringkanlah kami melayari hidup ini
Ke tepian yang sejahtera dan abadi
Tetapi ya Allah...
Seandainya telah Engkau takdirkan...
...Dia bukan milikku
Bawalah ia jauh dari pandanganku
Luputkanlah ia dari ingatanku
Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku
Dan peliharalah aku dari kekecewaan
Serta ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti...
Berikanlah aku kekuatan
Melontar bayangannya jauh ke dada langit
Hilang bersama senja nan merah
Agarku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya
Dan ya Allah yang tercinta...
Gantikanlah yang telah hilang
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama dengan dirinya....
Ya Allah ya Tuhanku...
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik buatku
Karena Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik buat hambaMu ini
Ya Allah...
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang daif ini
----------------------------------------
Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia ini maupun di akhirat
----------------------------------------
Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup
Ke jalan yang Engkau ridhai
Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh
Amin... Ya Rabbal 'Alamin
 

Rabu, 12 Oktober 2011

JADWAL MATA KULAIH ADN / V.A





                     SENIN
*      Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
(Jam : 14:45-16:15, Dr. H. Mukhlis Madani)
*      Perancanaan Pembangunan
(Jam : 16:30-18:00, Dr. Aryati Puspasari)

                SELASA
*      Kebijakan Publik
(Jam : 14:45-16:15, Drs. Muh. Idris, Msi)
*      Teori-Teori Pembangunan
(Jam : 16:30-18:00, Dr Lukman Hakim)

                     RABU
*      AIK V
(Jam : 14:45-16:15, Drs. Samhi Muawan Djamal, M.Ag)

                KAMIS
*      Perilaku Organisasi
(Jam : 14:45-16:15, Dra. Roasdianti Razak, M.Si)
*      Pembangunan Kelembanga
(Jam : 16:30-18:00, Hj. Ihyani Malik, S.Sos,M.Si)
                     JUM’At
*      Administarsi Perpajakan
(Jam : 14:45-16:15, Drs. Abdul Mahsyr, M.Si)


Selasa, 11 Oktober 2011

Makalah Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan

BAB 1
Pendahuluan
Setiap perusahaan maupun instansi pemerintahan tidak akan pernah luput dari masalah. Terutama masalah yang berhubungan dengan pengelolaan manajemen. Jika ditinjau dari kehidupan sehari-hari terjadinya masalah bisa disebabkan dari pihak internal maupun pihak eksternal. Banyak pihak yang menganggap bahwa masalah yang datangnya dari pihak eksternal lebih berbahaya sehingga di prioritaskan untuk segera diselesaikan, sedangkan masalah yang datangnya dari dalam (internal) tidak terlalu berbahaya. Inilah suatu pandangan yang salah dan bisa menyebabkan kehancuran dari sebuah perusahaan / instansi /organisasi. Karena masalah yang harus kita waspadai dan harus segera kita selesaikan adalah masalah yang datangnya dari internal. Kita lihat saja partai politik sekarang banyak yang pecah karena disebabkan masalah di dalam internalnya, perusahaan banyak yang bangkrut karena masalah yang datangnya dari dalam (internal).

Banyak yang mengatakan pemecahan masalah adalah aktivitas terpenting yang dilakukan seorang manajer merupakan suatu gambaran yang terlalu disederhanakan. Pekerjaan dalam menyelesaikan / memecahkan masalah jauh lebih rumit daripada hanya sekedar pemecahan masalah saja. Aktivitas-aktivitas lain, seperti komunikasi, juga sama pentingnya. Akan tetapi, aman jika dikatakan bahwa pemecahan masalah merupakan salah satu aktivitas utama yang sering kali menentukan berhasil atau tidaknya karier manajemen.
Latar Belakang
Kami membuat tulisan ini karena ingin mengetahui tentang pemecahan masalah dan pengambilan keputusan karena dalam sebuah organisasi selalu terdapat masalah yang tidak bisa diselesaikan sendiri harus melalui keputusan bersama. Karena seorang manajer harus mengetahui apa yang diinginkan para karyawan sehingga harus melalui keputusan bersama sehinnga organisasi mencapai tujuannya.
Tujuan Penulisan
Kami membuat tulisan ini dengan tujuan untuk membantu teman teman sekalian dalam hal pembelajaran manajemen agar kita semua dapat mengetahui yang belum kita ketahui.
Metode penulisan
Kami membuat tulisan ini dengan cara mengambil sumber dari beberapa buku dan melalui internet. Kami mendapat beberapa kesulitan saat membuat tulisan ini, seperti saat mencari bahan tentang pemecahan masalah. Akhirnya kami dpat menyelesaikan tulisan ini tepat waktu. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.
BAB II
Pembahasan


Hasil dari aktivitas pemecahan masalah adalah solusi. Memikirkan masalah sebagai sesuatu hal yang selalu buruk adalah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, karena kita jarang mengartikan frase mengambil keuntungan dari sebuah situasi sama halnya dengan kita mengartikan frase memperbaiki sebuah situasi yang buruk. Kita akan memperhitungkan peraihan kesempatan ke dalam pemecahan masalah dengan mendefinisikan masalah (problem) sebagai suatu kondisi atau peristiwa yang merugikan atau memiliki potensi untuk merugikan bagi sebuah perusahaan atau yang menguntungkan atau memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan. Selama proses pemecahan masalah, manajer akan terlibat dalam pengambilan keputusan, yaitu tindakan memilih berbagai alternatif tindakan. Keputusan adalah tindakan tertentu yang dipilih. Biasanya, pemecahan satu masalah akan membutuhkan beberapa keputusan.

Tahapan-tahapan Pemecahan Masalah

Menurut Herbert A. Simon, pemecah masalah akan terlibat dalam empat hal:
a.  Aktivitas Intelijen. Mencari kondisi-kondisi yang membutuhkan solusi di    dalam lingkungan.
b. Aktivitas perancangan. Menemukan, mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan-kemungkinan tindakan.
c. Aktivitas pemilihan. Memilih satu tindakan tertentu dari berbagai tindakan yang tersedia.
d. Akitivitas peninjauan. Menilai pilihan-pilihan masa lalu.
A.    Pengambilan Keputusan
Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah :
1. G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
2. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3. Horold dan Cyril O’Donnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
4. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.
B. Fase Pengambilan Keputusan
1. Aktivitas intelegensia ; Proses kreatif untuk menemukan kondisi yang mengharuskan keputusan dipilih atau tidak.
2. Aktifitas desain ; Kegiatan yang mengemukakan konsep berdasar aktifitas intelegensia untuk mencapai tujuan.
Aktifitas desain meliputi :
- menemukan cara-cara/metode
- mengembangkan metode
- menganalisa tindakan yang dilakukan
3. Aktifitas pemilihan ; Memilih satu dari sekian banyak alternatif dalam pengambilan keputusan yang ada. Pemilihan ini berdasar atas kriteria yang telah ditetapkan.
Dari tiga aktifutas tersebut diatas, dapat disimpulkan tahap pengambilan keputusan adalah :
a. Mengidentifikasi masalah utama
b. Menyusun alternatif
c. Menganalisis alternatif
d. Mengambil keputusan yang terbaik
C. Teknik Pengambilan Keputusan
1. Operational Research/Riset Operasi ; Penggunaan metode saintifik dalam analisa dan pemecahan persoalan.
2. Linier Programming ; Riset dengan rumus matematis.
3. Gaming War Game ; Teori penentuan strategi.
4. Probability ; Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal tidak normal.
D. Proses Pengambilan Keputusan
Menurut G. R. Terry :
1. Merumuskan problem yang dihadapi
2. Menganalisa problem tersebut
3. Menetapkan sejumlah alternatif
4. Mengevaluasi alternatif
5. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan
Menurut Peter Drucer :
a. Menetapkan masalah
b. Manganalisa masalah
c. Mengembangkan alternatif
d. Mengambil keputusan yang tepat
e. Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif
E. Bentuk bentuk pengembilan keputusan (decision  making)
Pengambilan keputusan merupakan bagian terpenting  dari manajer , yang dihubungkan dengan pelaksanaan perencanaan, dalam hal memutuskan tujuan yang akan dicapai, sumber daya yang akan dipakai, siapa yang melaksanakan, siapa yang bertanggung jawab dalam pekerjaan yang diserahkannya dll,
Bentuk keputusan ini bisa berupa keputusan yang di program atau tidak, bisa juga di bedakan antara keputusan yang dibuat antara kondisi kepastian , resiko dan ketidak pastian.
Keputusan terprogram yaitu keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur yang terjadi secara rutin dan berulang-ulang. contoh: penetapan gaji pegawai, prosedur penerimaan pegawai baru, prosedur kenaikan jenjang kepegawaian dan sebagainya.
Keputusan tidak terprogram yaitu keputusan yang dibuat karena terjadinya masalah masalah khusus atau tidak biasanya.contoh: pengalokasian sumber daya - sumber daya organisasi,penjualan yang merosot tajam, pemakaian teknologi yang termodern,dan lain sebagainya.
Herbert A. Simon mengemukakan teknik-teknik tradisional dan modern dalam pembuatan keputusan yang terprogram dan tidak terprogram.
Teknik pembuatan keputusan tradisional dan modern
Tipe-tipe keputusan
Teknik-teknik pembuatan keputusan
Tradisional
Modern
Diprogram:
Keputusan-keputusan rutin dan berulang-ulang.organisasi mengembangkan proses-prose khusus bagi penangannya.
1.      Kebiasaan
2.      Kegiatan rutin:prosedur-prosedur pengoperasian standar
3.      Struktur organisasi pengharapan umum system tujuan saluran-saluran informasi yang disusun dengan baik
1.      Teknik-teknik riset operasi:analisa matematik model-model simulasi computer
2.      Pengolahan data elektronik
Tidak diprogram:
Keputusan-keputusan sekali pakai,kebijaksanaaan disusun tidak sehat.ditangani dengan proses pemecahan masalah umum
1.      kebijaksanaan instuisi dan kreatifitas
2.      coba-coba
3.      seleksi dan latihan para pelaksana
Teknik pemecahan masalah yang diterapkan pada:
a.       Latihan membuat keputusan
b.      Penyusunan program-program computer “heutistic”
 F. kebaikan da kelemahan pembuatan keputsan kelompok
Kebaikan
kelemahan
1.      Dalam pengembangan tujuan, kelompok memberikan jumlah pengetahuan yang lebih besar.
2.      Dalam pengembangan alternatif usaha-usaha individual para angota kelompok dapat memungkinkan pencarian lebih luas dalam berbagai bidang fungsional organisasi.
3.      Dalam penilayan alternatife, kelompok mempunyai kerangka pandangan yang lebih besar.
4.      Dalam pemilihan alternatif, kelompok lebih dapat menerima resiko dibanding pembuatan keputusan individual.
5.      Karena berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan, para anggota kelompok secara individual lebih termotivasi untuk melaksanakan keputusan.
6.      Kreatifitas yang lebih besar dihasilkan dari interaksi antar individu dengan berbagai pandangan yang berbeda-beda.
1.      Inplementasi suatu keputusan, apakah dibuat kelompok atuau tidak, harus diselesaikan oleh para manajer secara individual. Karena kelompok tidak diberi tanggung jawab keputasan-keputasan kelompok dapat menghasilkan situasi dimana tidak seorangpun merasa bertanggung jawab dan saling melempar tanggung jawab.
2.      Berdasarkan pertimbangan nilai dari waktu sebagai dari salah satu sumber daya organisasi, keputusan kelompok sangat memakan biaya.
3.      Pembuatan keputusan kelompok adalah tidak efisien bila keputusan harus dibuat secara cepat.
4.      Keputusan kelompok dari berbagai kasus dapat merupakan hasil kompromi atau bukan sepenuhnya keputusan kelompok.
5.      Bila atasan terlibat atau jika salah satu anggota mempunyai kepribadian dominan, keputusan yang dibuat kelompok dalam kenyataanya bukan keputusan kelompok.