BAB 1
Pendahuluan
Setiap perusahaan maupun instansi pemerintahan tidak akan pernah
luput dari masalah. Terutama masalah yang berhubungan dengan pengelolaan
manajemen. Jika ditinjau dari kehidupan sehari-hari terjadinya masalah bisa
disebabkan dari pihak internal maupun pihak eksternal. Banyak pihak yang
menganggap bahwa masalah yang datangnya dari pihak eksternal lebih berbahaya
sehingga di prioritaskan untuk segera diselesaikan, sedangkan masalah yang
datangnya dari dalam (internal) tidak terlalu berbahaya. Inilah suatu pandangan
yang salah dan bisa menyebabkan kehancuran dari sebuah perusahaan / instansi
/organisasi. Karena masalah yang harus kita waspadai dan harus segera kita
selesaikan adalah masalah yang datangnya dari internal. Kita lihat saja partai
politik sekarang banyak yang pecah karena disebabkan masalah di dalam internalnya,
perusahaan banyak yang bangkrut karena masalah yang datangnya dari dalam
(internal).
Banyak yang mengatakan pemecahan masalah adalah aktivitas terpenting yang dilakukan seorang manajer merupakan suatu gambaran yang terlalu disederhanakan. Pekerjaan dalam menyelesaikan / memecahkan masalah jauh lebih rumit daripada hanya sekedar pemecahan masalah saja. Aktivitas-aktivitas lain, seperti komunikasi, juga sama pentingnya. Akan tetapi, aman jika dikatakan bahwa pemecahan masalah merupakan salah satu aktivitas utama yang sering kali menentukan berhasil atau tidaknya karier manajemen.
Banyak yang mengatakan pemecahan masalah adalah aktivitas terpenting yang dilakukan seorang manajer merupakan suatu gambaran yang terlalu disederhanakan. Pekerjaan dalam menyelesaikan / memecahkan masalah jauh lebih rumit daripada hanya sekedar pemecahan masalah saja. Aktivitas-aktivitas lain, seperti komunikasi, juga sama pentingnya. Akan tetapi, aman jika dikatakan bahwa pemecahan masalah merupakan salah satu aktivitas utama yang sering kali menentukan berhasil atau tidaknya karier manajemen.
Latar Belakang
Kami membuat tulisan ini karena ingin mengetahui tentang pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan karena dalam sebuah organisasi selalu
terdapat masalah yang tidak bisa diselesaikan sendiri harus melalui keputusan
bersama. Karena seorang manajer harus mengetahui apa yang diinginkan para
karyawan sehingga harus melalui keputusan bersama sehinnga organisasi mencapai
tujuannya.
Tujuan Penulisan
Kami membuat tulisan ini dengan tujuan untuk membantu teman teman
sekalian dalam hal pembelajaran manajemen agar kita semua dapat mengetahui yang
belum kita ketahui.
Metode penulisan
Kami membuat tulisan ini dengan cara mengambil sumber dari
beberapa buku dan melalui internet. Kami mendapat beberapa kesulitan saat
membuat tulisan ini, seperti saat mencari bahan tentang pemecahan masalah.
Akhirnya kami dpat menyelesaikan tulisan ini tepat waktu. Semoga tulisan ini
dapat bermanfaat.
BAB II
Pembahasan
Pembahasan
Hasil dari aktivitas pemecahan masalah adalah solusi. Memikirkan masalah sebagai sesuatu hal yang selalu buruk adalah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, karena kita jarang mengartikan frase mengambil keuntungan dari sebuah situasi sama halnya dengan kita mengartikan frase memperbaiki sebuah situasi yang buruk. Kita akan memperhitungkan peraihan kesempatan ke dalam pemecahan masalah dengan mendefinisikan masalah (problem) sebagai suatu kondisi atau peristiwa yang merugikan atau memiliki potensi untuk merugikan bagi sebuah perusahaan atau yang menguntungkan atau memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan. Selama proses pemecahan masalah, manajer akan terlibat dalam pengambilan keputusan, yaitu tindakan memilih berbagai alternatif tindakan. Keputusan adalah tindakan tertentu yang dipilih. Biasanya, pemecahan satu masalah akan membutuhkan beberapa keputusan.
Tahapan-tahapan Pemecahan Masalah
Menurut Herbert A. Simon, pemecah masalah akan terlibat dalam empat hal:
a. Aktivitas Intelijen. Mencari kondisi-kondisi yang membutuhkan solusi di dalam lingkungan.
b. Aktivitas perancangan. Menemukan, mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan-kemungkinan tindakan.
c. Aktivitas pemilihan. Memilih satu tindakan tertentu dari berbagai tindakan yang tersedia.
d. Akitivitas peninjauan. Menilai pilihan-pilihan masa lalu.
A.
Pengambilan Keputusan
Pengertian Pengambilan
Keputusan
Pengambilan keputusan (desicion
making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini
diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.
Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh
pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah
utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan
yang terbaik.
Secara umum, pengertian
pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah :
1. G. R. Terry
: Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang
didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
2. Claude S. Goerge, Jr
: Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan
manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan,
penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3. Horold dan Cyril
O’Donnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah
pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari
perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada
keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah
dibuat.
4. P. Siagian :
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu
masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan
tindakan.
B. Fase Pengambilan
Keputusan
1. Aktivitas intelegensia ;
Proses kreatif untuk menemukan kondisi yang mengharuskan keputusan dipilih atau
tidak.
2. Aktifitas desain ; Kegiatan
yang mengemukakan konsep berdasar aktifitas intelegensia untuk mencapai tujuan.
Aktifitas desain meliputi :
- menemukan cara-cara/metode
- mengembangkan metode
- menganalisa tindakan yang
dilakukan
3. Aktifitas pemilihan ; Memilih
satu dari sekian banyak alternatif dalam pengambilan keputusan yang ada.
Pemilihan ini berdasar atas kriteria yang telah ditetapkan.
Dari tiga aktifutas tersebut
diatas, dapat disimpulkan tahap pengambilan keputusan adalah :
a. Mengidentifikasi masalah
utama
b. Menyusun alternatif
c. Menganalisis alternatif
d. Mengambil keputusan yang
terbaik
C. Teknik Pengambilan
Keputusan
1. Operational Research/Riset
Operasi ; Penggunaan metode saintifik dalam analisa dan pemecahan persoalan.
2. Linier Programming ; Riset
dengan rumus matematis.
3. Gaming War Game ; Teori
penentuan strategi.
4. Probability ; Teori
kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal tidak normal.
D. Proses Pengambilan
Keputusan
Menurut G. R. Terry :
1. Merumuskan problem yang
dihadapi
2. Menganalisa problem tersebut
3. Menetapkan sejumlah
alternatif
4. Mengevaluasi alternatif
5. Memilih alternatif keputusan
yang akan dilaksanakan
Menurut Peter Drucer :
a. Menetapkan masalah
b. Manganalisa masalah
c. Mengembangkan alternatif
d. Mengambil keputusan yang
tepat
e. Mengambil keputusan menjadi
tindakan efektif
E. Bentuk bentuk pengembilan keputusan
(decision making)
Pengambilan
keputusan merupakan bagian terpenting
dari manajer , yang dihubungkan dengan pelaksanaan perencanaan, dalam
hal memutuskan tujuan yang akan dicapai, sumber daya yang akan dipakai, siapa
yang melaksanakan, siapa yang bertanggung jawab dalam pekerjaan yang
diserahkannya dll,
Bentuk
keputusan ini bisa berupa keputusan yang di program atau tidak, bisa juga di
bedakan antara keputusan yang dibuat antara kondisi kepastian , resiko dan
ketidak pastian.
Keputusan
terprogram yaitu keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur
yang terjadi secara rutin dan berulang-ulang. contoh: penetapan gaji pegawai,
prosedur penerimaan pegawai baru, prosedur kenaikan jenjang kepegawaian dan
sebagainya.
Keputusan
tidak terprogram yaitu keputusan yang dibuat karena terjadinya masalah masalah
khusus atau tidak biasanya.contoh: pengalokasian sumber daya - sumber daya
organisasi,penjualan yang merosot tajam, pemakaian teknologi yang termodern,dan
lain sebagainya.
Herbert
A. Simon mengemukakan teknik-teknik tradisional dan modern dalam pembuatan
keputusan yang terprogram dan tidak terprogram.
Teknik
pembuatan keputusan tradisional dan modern
Tipe-tipe
keputusan
|
Teknik-teknik
pembuatan keputusan
|
|
Tradisional
|
Modern
|
|
Diprogram:
Keputusan-keputusan
rutin dan berulang-ulang.organisasi mengembangkan proses-prose khusus bagi
penangannya.
|
1.
Kebiasaan
2.
Kegiatan rutin:prosedur-prosedur
pengoperasian standar
3.
Struktur organisasi pengharapan
umum system tujuan saluran-saluran informasi yang disusun dengan baik
|
1.
Teknik-teknik riset
operasi:analisa matematik model-model simulasi computer
2.
Pengolahan data elektronik
|
Tidak diprogram:
Keputusan-keputusan
sekali pakai,kebijaksanaaan disusun tidak sehat.ditangani dengan proses
pemecahan masalah umum
|
1.
kebijaksanaan instuisi dan
kreatifitas
2.
coba-coba
3.
seleksi dan latihan para
pelaksana
|
Teknik pemecahan
masalah yang diterapkan pada:
a.
Latihan membuat keputusan
b.
Penyusunan program-program
computer “heutistic”
|
F. kebaikan da kelemahan pembuatan keputsan
kelompok
Kebaikan
|
kelemahan
|
1.
Dalam pengembangan tujuan,
kelompok memberikan jumlah pengetahuan yang lebih besar.
2.
Dalam pengembangan alternatif
usaha-usaha individual para angota kelompok dapat memungkinkan pencarian
lebih luas dalam berbagai bidang fungsional organisasi.
3.
Dalam penilayan alternatife,
kelompok mempunyai kerangka pandangan yang lebih besar.
4.
Dalam pemilihan alternatif,
kelompok lebih dapat menerima resiko dibanding pembuatan keputusan
individual.
5.
Karena berpartisipasi dalam
proses pembuatan keputusan, para anggota kelompok secara individual lebih
termotivasi untuk melaksanakan keputusan.
6.
Kreatifitas yang lebih besar
dihasilkan dari interaksi antar individu dengan berbagai pandangan yang
berbeda-beda.
|
1.
Inplementasi suatu keputusan,
apakah dibuat kelompok atuau tidak, harus diselesaikan oleh para manajer
secara individual. Karena kelompok tidak diberi tanggung jawab
keputasan-keputasan kelompok dapat menghasilkan situasi dimana tidak
seorangpun merasa bertanggung jawab dan saling melempar tanggung jawab.
2.
Berdasarkan pertimbangan nilai
dari waktu sebagai dari salah satu sumber daya organisasi, keputusan kelompok
sangat memakan biaya.
3.
Pembuatan keputusan kelompok
adalah tidak efisien bila keputusan harus dibuat secara cepat.
4.
Keputusan kelompok dari berbagai
kasus dapat merupakan hasil kompromi atau bukan sepenuhnya keputusan
kelompok.
5.
Bila atasan terlibat atau jika
salah satu anggota mempunyai kepribadian dominan, keputusan yang dibuat
kelompok dalam kenyataanya bukan keputusan kelompok.
|