Selasa, 11 Oktober 2011

Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah


Betapa banyak dalam hidup kita keputusan yang harus dibuat dan betapa banyak pula masalah yang harus kita hadapi dalam hidup ini. Sadar ataupun tidak segalanya harus kita jalani dan akhirnya menjadi rutinitas sehari-hari. Hanya saja kadang kala banyak diantara kita yang tak berani menanggung resiko untuk mengambil suatu keputusan sehingga akhirnya banyak sekali keputusan dari kita yang menggantung sampai dengan saat ini. Mungkin juga banyak sekali masalah yang seharusnya terpecahkan, hingga saat ini-pun masih mengganjal di hati karena kita merasa tak mampu memecahkannya.
Padahal kemampuan intelektual seseorang dapat tercermin dari kemampuan dan kebijakannya dalam memecahkan masalah. Dalam banyak kasus, seorang pimpinan muncul karena kemampuan serta kepiawaiannya dalam memecahkan persoalan.
Dalam keseharian diri kita, sering kali dihadapkan dalam berbagai masalah yang memerlukan keputusan kita dalam pemecahannya. Ini adalah suatu kesempatan. Melatih kemampuan memecahkan masalah dan keberanian mengambil keputusan merupakan modal yang baik untuk menghadapi segala persoalan kehidupan seseorang.
Pengambilan keputusan adalah saat dimana pikiran kita memutuskan sesuatu dan meski pada akhirnya kita tidak membuat keputusan, berarti kita telah mengambil keputusan yaitu tidak mengambil keputusan.
Penyebab kita harus membuat suatu keputusan adalah karena kita selalu dihadapkan pada perubahan, sehingga kita (a) dituntut untuk memberi respon terhadap perubahan itu, atau (b) memprakarsai perubahan itu.
Dan, harus kita pahami bahwasanya perubahan selalu terjadi pada lingkungan pribadi kita, lingkungan sosial kita, perkembangan bisnis, dan lain sebagainya.

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Secara sederhana pengambilan keputusan secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut:
Pertama kita mengidentifikasikan situasinya, batasan dan kendalanya, selanjutnya dianalisa situasi tersebut untuk membuatnya masuk akal dan untuk mengupas penyebab-penyebabnya. Hal ini memungkinkan kita untuk mengidentifikasikan adanya beberapa alternatif dalam tindakan atau solusinya.
Selain cara diatas, masih ada cara lain yang lebih detail dalam mengambil keputusan, yaitu dengan 8 tahap.
Mana yang lebih baik? 5 tahap atau 8 tahap? Gunakanlah sesuai dengan kebutuhan, asalkan bisa efektif dalam mencapai tujuan.
Syarat dalam pendekatan sistematis ini adalah:
1. Menggunakan serangkaian tahapan yang jelas dalam menentukan pilihan,
2. Sadar akan adanya proses dan metode,
3. Memberikan alasan pada solusi dengan menggunakan metode anda,
4. Mengenali adanya hambatan sejak awal proses,
5. Membuang alternatif setelah melakukan pertimbangan dengan hati-hati,
6. Tetap dapat memperbaiki situasi keputusan akibat keputusan itu sendiri,
7. Menyelidiki secara sistematis untuk mendapatkan informasi ekstra.
Tetapi pola pendekatan secara sistematis ini tidaklah menjadi hal yang mutlak karena masih ada satu pendekatan lagi, yaitu pendekatan intuitif, yang berarti bahwa anda harus:
1. Menyimpan dalam hati seluruh situasi keputusan, menghindari fokus yang berlebihan pada  hal yang spesifik,
2. Secara terus menerus mendefinisi ulang masalah atau keputusan,
3. Menilai keputusan dari hasilnya,
4. Secara berkesinambungan mempertimbangkan berbagai alternatif dan pilihan,
5. Mencari dan membuang alternatif secara cepat,
6. Melompat dari langkah yang satu ke langkah yang lain di dalam anailsa, kemudian kembali lagi,
7. Berpengalaman lama dalam bidangnya.
Kunci utama dalam proses ini adalah KRETIFITAS. Semakin kreatif anda, maka akan semakin banyak alternatif pemecahan masalah yang anda miliki serta semakin besar peluang anda dalam mengambil keputusan yang tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar